Kurban dan Aqiqah merupakan ibadah yang memiliki persamaan, yaitu sama sama sunah untuk menyembelih hewan.
Namun bagaimana jika seorang anak lahir bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha? Lalu dalam hal yang lain, bagaimana jika kita sudah dewasa baru menyadari bahwa orang tua belum melakukan Aqiqah untuk kita? Mana yang harus didahulukan? kurban atau aqiqah?
Aqiqah adalah ibadah sunnah yang dilakukan untuk menyambut kelahiran seorang bayi. Sedangkan Kurban adalah ibadah pada hari raya Idul Adha, yang mengingatkan kisah Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putranya Ismail. Rasulullah menyatakan bahwa tidak ada amalan pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah daripada menyembelih hewan kurban.
Berdasarkan anjuran sunah berkurban maka dahulukan untuk berkurban dan saking kuatnya sunah berkurban, ada mazhab dari Abu Hanafi yang menyatakan kurban adalah wajib. Dalam hukum berkurban, Imam Hanafi berpendapat bahwa apabila seseorang yang mampu secara finansial, maka diwajibkan baginya untuk berkurban.
Mengapa kita harus dahulukan kurban? Karena dapat kita lihat dari waktu untuk berkurban yang terbatas yaitu hanya empat hari saja pada 10 Djulhijah, dan hari Tasyrik yaitu 11, 12, 13 Djulhijah. Sedangkan Aqiqah dapat dilakukan kapan saja, sekalipun anak tersebut sudah dewasa aqiqah tetap boleh dilakukan, bahkan anjuran aqiqah kepada anak yang sudah dewasa boleh melaksanakan aqiqah sendiri.
Kemudian apakah berkurban dan Aqiqah bisa digabungkan? Mayoritas ulama menyatakan bahwa ibadah kurban dan aqiqah pada hakikatnya berdiri sendiri. Artinya hewan yang sudah diniatkan untuk dikurbankan tidak bisa diniatkan untuk aqiqah karena merupakan ibadah yang berbeda. Namun, jika memang memiliki biaya lebih, maka dapat menyembelih hewan lainnya untuk aqiqah.
